Akhir-akhir ini kita sering mendengar kata hoax, hoax itu sendiri adalah bohong atau tidak jelas kebenarannya, berita hoax
semakin banyak yang menggunakan media abal-abal yang memanfaatkan media sosial seperti facebook dan twitter untuk penyebaran tulisan berita hoaxnya.
Kadang, berita hoax sengaja dibuat untuk menyerang seseorang atau beberapa pihak yang dibenci, atau juga dibuat untuk menaikkan rating kunjungan websitenya. Dan sekalipun hanya tulisan berita hoax, namun kita tidak bisa pungkiri pasti ada banyak orang yang terprovokasi oleh tulisannya yang kemudian membagikan kembali berita hoax baik di media sosial maupun aplikasi massangger, oleh karenanya agar kita tidak terprovokasi atau cepat mengambil kesimpulan dari berita hoax maka ada beberapa cara ampuh untuk mendeteksi berita hoax sebagai berikut :
KENALI SUMBER TULISAN BERITA
kebanyakan tulisan berita yang dibagikan dalam massanger baik Whatsapp, BBM atau lainnya tidak tertulis siapa penulisnya, dan kadang hanya tertulis "dari grup sebelah", ini bisa kita pertanyakan kebenarannya, bisa jadi itu beneran dari grup sebelah atau jangan-jangan dari grup "provokator". Penulis berita yang bertanggungjawab atas isi tulisannya harusnya ikut mencantumkan sumber tulisannya, kecuali tulisannya itu bukan berita investigasi dan dari buah pemikirannya sendiri.
sejauh ini sumber berita yang terpercaya adalah berasal dari media resmi, bukan media abal-abal, kalau beritanya dalam negeri, sebisa mungkin kita cari berita lainnya apa ada yang berbeda atau sama. kalau beritanya tentang tokoh di luar negeri, sebisa mungkin kita cari sumber beritanya dari negara asalnya yang terpercaya.
PERHATIKAN FOTO BERITA
Sering tulisan berita yang bernada "tajam" yang disertai dengan foto disebarluaskan di banyak media sosial, namun sering pula antara foto dan isi beritanya tidak nyambung, misalnya tulisan beritanya seolah-olah baru saja terjadi sedangkan foto yang digunakan adalah foto lama. Oleh karenanya, untuk memeriksa kebenaran tulisannya bisa melalui foto yang digunakan dalam berita itu. Dengan cara upload foto itu di
Google Image maka akan muncul berita lainnya yang menggunakan foto yang sama, bandingkan berita mana yang paling lebih dulu menggunakan foto itu, jika isi tulisannya sangat beda berarti anda berhasil menemukan media abal-abal yang paling terakhir menggunakan foto itu.
PERHATIKAN KODE ETIK JURNALIS DALAM BENTUK PENULISAN
Pernah saya temukan media dari daerah asal saya Gorontalo yang saya yakini sepertinya bukan ditulis oleh wartawan resmi alias tidak memiliki ID Card Wartawan Asli karena tulisannya tidak menggunakan kode etik jurnalis. Tulisan berita itu hanya mengambil screen capture dari status facebook saya tanpa ijin yang kemudian dijadikan tulisan berita yang menurut saya melanggar
kode etik jurnalis pasal 3 karena tulisan beritanya tidak menguji informasi, tidak berimbang dengan tidak memberi ruang atau waktu kepada masing-masing pihak secara proporsional dan opini menghakimi yang merupakan pendapat pribadi wartawan palsu media itu, karenanya saya sebut media itu adalah media abal-abal.